Jangan terlalu dalam menyatu dengan nostalgia,
Atau rela tak akan sampai pada sadar dan dewasa kita.
Tidak, bukan maksud diri ingin menentang kuasa hati,
Hanya saja, telah kuteguk ramu itu.
Nikmat kuakui.
Namun, akankah fakta berkata demikian,
Saat mata merasa nyaman bertamu keruang rindu
Hingga kemudian merasa hampa,
Ketika esoknya ia membuka tirainya pandangnya,
Dan sadar bahwa segala rekam rindu
Telah lenyap bersama iringan waktu,
Tak bisa lagi saling tatap bertukar pandang,
Tak bisa lagi saling cakap bertukar ucap,
Sadari saja apa dan siapa yang datang menguatkan,
Biarkan segala luka terbukukan,
Meski canda kemudian datang mengungkitnya.
Kita terkurung, dalam emosi kita sendiri,
Kita terkurung, dalam nikmat yang kita reka sendiri,
Hingga kita sadar, bahwa kita mengurung diri kita sendiri
Terlalu dalam, hingga kita tak sadar bahwa kita telah hilang.